
STRATEGI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
sman15tanjabbarat.sch.id, TEBING TINGGI, 24/08/2023.
Mungkin sebelumnya kita telah belajar tentang bagaimana kita bisa memetakan kebutuhan belajar murid yang kita lihat lewat 3 aspek yaitu kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Kebutuhan belajar murid ini harus selalu menjadi dasar bagi praktek diferensiasi yang kita lakukan sekarang ini. Nah, sekarang kita akan membahas mengenai apa saja strategi diferensiasi yang bisa kita lakukan berdasarkan tiga pemetaan kebutuhan tadi.
Setelah kita mengidentifikasi kebutuhan belajar murid kita maka kita kemudian dapat menentukan apa strategi diferensiasi yang ingin kita lakukan.
Diferensiasi sendiri dapat kita lakukan dengan beberapa strategi, namun kali ini kita hanya fokus pada tiga strategi, yaitu yang pertama adalah diferensiasi konten, yang kedua adalah diferensiasi proses, dan yang ketiga adalah diferensiasi produk.
Sekarang mari kita bahas satu persatu.
Strategi yang pertama adalah diferensiasi konten. Sebelum kita membahas tentang diferensiasi konten kita harus mengetahui terlebih dahulu sebenarnya konten itu apa sih? konten itu adalah apa yang kita ajarkan kepada murid-murid kita. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap tingkat kesiapan minat atau profil belajar murid yang berbeda atau juga terhadap kombinasi dari kesiapan, minat dan profil belajar murid.
Kita masih ingat bahwa Tomlinson pernah memberikan kita alat yang disebut the equalizer yang dapat membantu guru mengukur readiness atau kesiapan murid. Mari coba kita lihat equalizer ini.
Jika memetakan kebutuhan berdasarkan kesiapan murid maka kita perlu menentukan jenis informasi yang harus disiapkan. Siapa yang perlu diberikan bahan-bahan belajar yang sifatnya foundational dan siapa yang akan kita berikan bahan-bahan belajar yang jenis informasinya bersifat transformasi atau transformasional. Bahan-bahan belajar yang bersifat foundational atau mendasar misalnya dasar-dasar, fakta umum, prinsip-prinsip. Jadi sifat dari informasi, ide-ide atau teks yang harus diakses oleh mereka juga harus di level yang mendasar. Sementara di sisi lain untuk murid yang sudah siap mempelajari materi yang lebih bersifat transformasional maka kita harus siapkan bahan ajar yang sesuai, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan ide-ide misalnya kita dapat memberikan mereka tantangan, reseach quetion, pertanyaan pemandu yang membantu mereka mengembangkan pemahaman dan memperluas ide secara lebih dalam dan lebih jauh lagi. Kita juga dapat melihat kesiapan murid dari sisi apakah mereka sudah siap untuk belajar secara abstrak atau mereka masih perlu belajar dan berpikir secara konkret.
Saat belajar, murid perlu merasakan familiar dengan informasi atau materi-materi penting yang sedang dipelajari sebelum dapat bergerak melihat implikasi makna atau keterhubungan antar materi. Saat mereka masih berada dalam tahapan belajar secara konkrit maka guru perlu menyiapkan bahan-bahan belajar yang konkret misalnya saat kita mengajarkan anak-anak kelas 1 SD tentang konsep nilai tepat maka kita bisa menyediakan manipulatif, stik es krim, multiblog dan sebagainya. Sementara untuk sebagian murid lain yang mungkin sudah familiar dengan ide-ide dan konsepnya, mereka sudah bisa diberikan lewat gambar atau bahkan sudah bisa langsung mengerjakan lembar kerja. Saat murid sudah memahami informasi secara konkret penting bagi mereka untuk bergerak ketingkatan yang lebih kompleks agar murid dapat melihat keterkaitan antar konsep atau gagasan.
Diferensiasi konten juga bisa dilakukan berdasarkan minat murid misalnya saat belajar tentang teks narasi guru dapat menyediakan murid-muridnya berbagai teks dengan topik tentang hal-hal yang disukai murid sementara itu diferensiasi konten berdasarkan profil belajar dapat kita lakukan misalnya dengan memastikan bahwa murid kita dapat mengakses materi ajar tersebut sesuai dengan gaya belajarnya. Sebagai contoh murid yang memiliki gaya belajar visual mungkin akan belajar dengan lebih baik jika materinya diberikan dalam bentuk gambar sementara untuk mereka yang auditori materinya dapat diberikan dalam bentuk audio.
Strategi diferensiasi ke-2 yang bisa kita lakukan adalah diferensiasi proses. Yang dimaksud diferensiasi proses di sini mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari saat kita telah memetakan kebutuhan belajar murid yang kemudian harus kita pikirkan adalah bagaimana kebutuhan tersebut bisa dipenuhi, caranya seperti apa, proses seperti apa yang perlu disiapkan agar kita mengetahui bahwa setiap murid belajar, apakah murid-murid kita akan bekerja mandiri atau dalam kelompok. Kita perlu juga berpikir tentang seberapa banyak jumlah bantuan yang kita berikan kepada murid-murid kita, siapa saja yang memerlukan banyak bantuan, siapa yang cukup kita berikan bantuan dalam bentuk pertanyaan pemandu dan mereka kemudian bisa bekerja dengan mandiri. Nah semua hal tersebut harus dipertimbangkan sebagai bagian dari skenario pembelajaran yang kita rancang.
Ada banyak cara kita dapat melakukan diferensiasi proses misalnya yang pertama, kita dapat menggunakan kegiatan berjenjang dimana semua murid bekerja membangun pemahaman dan keterampilan yang sama tetapi dilakukan dengan berbagai tingkat dukungan, tantangan atau kompleksitas yang berbeda-beda. Kedua, kita dapat menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat. Sudut-sudut minat yang kita siapkan di kelas ini akan mendorong murid untuk mengeksplorasi berbagai sub materi yang terkait dengan topik yang sedang dipelajari yang menarik minat mereka misalnya saat mempelajari jenis-jenis karangan kita bisa minta murid membuat karangan yang terkait dengan minat mereka. Jika mereka memiliki minat dalam bidang olahraga mereka boleh duduk di sudut olahraga di mana di sana mereka akan diberikan berbagai pertanyaan yang terkait dengan olahraga. Beberapa pertanyaan pemandu kemudian dapat kita berikan sesuai dengan level kemampuan mereka. Yang ketiga, membuat agenda individual untuk murid misalnya guru dapat membuat daftar tugas yang berisi pekerjaan umum untuk seluruh kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan individual murid. Jika murid telah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka mereka dapat melihat agenda individual dan mengerjakan pekerjaan yang dibuat khusus untuk mereka. Keempat, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas untuk memberikan dukungan tambahan bagi murid-murid yang kesulitan atau sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara lebih mendalam contoh selanjutnya misalnya mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi beragam gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Contoh selanjutnya menggunakan pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat.
Nah tadi kita telah berbicara mengenai diferensiasi konten dan diferensiasi proses. Sekarang mari kita bahas strategi diferensiasi yang ketiga yaitu diferensiasi produk. Ketika kita bicara tentang diferensiasi produk maka kita akan memikirkan tentang tagihan apa yang kita harapkan dari murid. Produk ini adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh murid kepada kita. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya. Bisa berbentuk karangan atau tulisan atau hasil tes atau pertunjukan atau presentasi atau pidato, rekaman, diagram dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kita dapat melakukan diferensiasi produk dengan berbagai cara namun sama seperti jenis-jenis diferensiasi yang lainnya maka kembali lagi kita perlu mempertimbangkan kebutuhan belajar murid kita terlebih dahulu. sebelum menentukan penugasan produksi ini. Penugasan produk harus membantu murid baik secara individu atau dalam kelompok memikirkan kembali menggunakan dan memperluas apa yang telah mereka pelajari selama periode waktu tertentu, satu unit, satu semester atau bahkan 1 tahun. Produk penting, bukan hanya karena mereka mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas tetapi juga karena mereka adalah elemen kurikulum yang paling langsung dapat dimiliki oleh murid. Pada dasarnya pendiferensiasi produk meliputi dua hal. Yang pertama adalah memberikan tantangan dan keragaman atau variasi. Yang kedua memberikan murid pilihan bagian mana mereka dapat mengakseskan pembelajaran yang diinginkan.
Sangat penting bagi guru untuk menentukan apa sebenarnya ekspektasi yang diharapkan dari murid? Kualitas pekerjaan seperti apa yang diinginkan? Konten apa yang harus ada dalam produk mereka? Bagaimana mereka harus mengerjakannya? Dan apa sifat dari produk akhir yang diharapkan tersebut? Walaupun murid dapat memberikan informasi tambahan atau membantu guru memodifikasi prasyarat dari produk yang harus dihasilkan murid agar dapat sesuai dengan kesiapan, minat dan kebutuhan belajar individu namun guru harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator kualitas yang diharapkan dari produk tersebut.
Demikianlah penjelasan tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi. kami berharap pembaca mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini di dalam kelas.
Video terkait
Strategi Pembelajaran Berdeferensiasi
SMA Negeri 15 Tanjung Jabung Barat: Tergerak, Bergerak, Menggerakkan.
Together Everyone Achieves More. Yes!
Komentar
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PENYELARASAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN PEMBELAJARAN MENDALAM
sman15tanjabbarat.sch.id, TEBING TINGGI, 21/08/2025 Materi ini merupakan bagian dari pelatihan asinkronus selama 3 jam pelajaran (@45 menit) yang bertujuan memberikan pemahaman tentang
SMA Negeri 15 Tanjab Barat Borong Juara di FLS3N 2025 Tingkat Kabupaten Tanjung Jabung Barat
sman15tanjabbarat.sch.id, TEBING TINGGI, 08/07/2025 Kabar bahagia datang dari ajang Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) 2025 tingkat Kabupaten Tanjung Jabung Barat!
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NOMOR 11 TAHUN 2025 TENTANG PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU
sman15tanjabbarat.sch.id, TEBING TINGGI, 03/07/2025 Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 11 Tahun 2025 diterbitkan untuk menggantikan Peraturan Menteri
PERMENDIKDASMEN NOMOR 10 TAHUN 2025 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
sman15tanjabbarat.sch.id, TEBING TINGGI, 10/06/2025 Peraturan Menteri Pendidikan Dasar Dan Menengah Republik Indonesia Permendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025 Tentang SKL (Standar Kom
Selamat Iduladha 10 Dzulhijah 1446 H
sman15tanjabbarat.sch.id, TEBING TINGGI, 06/06/2025 Keluarga besar SMAN 15 Tanjung Jabung Barat mengucapkan Selamat Hari Raya Iduladha 10 Dzulhijjah 1446 H kepada seluruh umat Muslim,
Sangat membantu